Kamis, 03 Mei 2012

Merokok dan Sistem Pencernaan Anda


Merokok dapat menyebabkan penyakit mematikan, seperti kanker paru-paru, kanker usus besar, emfisema, dan penyakit jantung. Setiap tahun lebih dari 400.000 orang Amerika meninggal karena merokok. Satu dari setiap lima kematian di AS berhubungan dengan rokok. Diperkirakan lebih dari sepertiga orang dewasa merokok.
Merokok dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh, termasuk sistem pencernaan.

Apa bahaya merokok terhadap sistem pencernaan?

Merokok dapat mempengaruhi semua bagian sistem pencernaan, menyebabkan gangguan seperti nyeri ulu hati dan ulkus peptikum. Merokok juga meningkatkan risiko penyakit Crohn dan pembentukan batu empedu. Batu empedu terbentuk jika cairan yang berada di dalam kandung empedu mengeras dan berbentuk batu. Merokok juga dapat merusak hati.

Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati sangat sering terjadi dan lebih dari 50 juta orang Amerika mengalaminya setidaknya sekali dalam sebulan dan sekitar 15 juta orang mengalaminya setiap hari.
Nyeri ulu hati adalah gejala dari suatu sindrom yang disebut refluks gastroesofageal (GERD). GERD terjadi jika larutan asam yang ada dalam lambung mengalir balik ke dalam esofagus –saluran yang menghubungkan antara mulut dan lambung. Larutan asam diproduksi oleh lambung untuk membantu mencernakan makanan. Lambung secara alami mempunyai pertahanan terhadap larutan asam tersebut, tetapi esofagus tidak mempunyai pertahanan serupa. Secara normal, katup muskuler pada ujung bawah esofagus yang disebut spinkter esofageal bawah (lower esophageal sphincter, LES), menjaga larutan asam tetap berada di lambung dan menghalanginya masuk ke dalam esofagus. Tetapi, asap rokok akan melemahkan katup tersebut, sehingga asam lambung dapat masuk ke dalam esofagus. Jika asam lambung kontak dengan esofagus, maka dinding esofagus akan cedera atau rusak.

Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum adalah luka pada dinding lambung atau duodenum, yaitu bagian awal usus halus. Ulkus peptikum banyak terjadi : satu dari 10 orang Amerika akan mengalami ulkus peptikum suatu saat dalam hidupnya. Salah satu penyebab ulkus peptikum adalah infeksi bakteri, tetapi beberapa ulkus dapat disebabkan oleh penggunaan jangka panjang obat anti inflamasi non steroid (NSAIDs) seperti aspirin dan ibuprofen. Pada beberapa kasus, kanker lambung dan kanker pankreas juga dapat menyebabkan ulkus. Ulkus peptikum tidak disebabkan oleh stres atau makan makanan pedas, tetapi hal tersebut dapat memperburuk ulkus.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang merokok lebih besar kemungkinannya untuk terkena ulkus. Jika seorang penderita ulkus tetap merokok, ulkusnya mungkin tidak akan sembuh; atau kalaupun sembuh, membutuhkan waktu lebih lama. Penderita ulkus peptikum mempunyai kemungkinan lebih besar untuk sembuh jika berhenti merokok dibandingkan mereka yang berobat tetapi tetap merokok. Merokok juga meningkatkan risiko infeksi bakteri Helicobacter pylori dan meningkatkan risiko ulserasi oleh alkohol dan obat pereda nyeri yang dijual bebas.
Asam lambung juga memainkan sebagian peran dalam timbulnya ulkus. Secara normal, asam lambung diserap oleh makanan yang kita makan. Asam yang tidak diserap oleh makanan akan masuk ke dalam duodenum dan dengan cepat dinetralisir oleh natrium bikarbonat, zat yang diproduksi oleh pankreas – organ yang berlokasi dekat dengan duodenum yang turut membantu pencernaan makanan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat mengurangi jumlah bikarbonat tersebut, sehingga menimbulkan gangguan netralisasi asam di dalam duodenum. Penelitian lain menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan jumlah asam yang disekresikan oleh lambung.

Penyakit Hati

Hati merupakan organ yang mempunyai banyak tugas penting. Hati bertanggung jawab mengurai obat-obatan, alkohol, toksin, kemudian mengeluarkannya dari tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat mengganggu kemampuan hati untuk menguraikan beberapa zat tertentu. Pada beberapa kasus, jika hati mengalami kerusakan akibat rokok, dosis obat yang diperlukan untuk mengobati suatu penyakit dapat terpengaruh. Peneliti juga menemukan bahwa merokok dapat memperburuk penyakit hati yang disebabkan minum alkohol terlalu banyak.

Penyakit Crohn

Penyakit Chron menyebabkan pembengkakan di dinding usus. Penyakit ini, yang menyebabkan nyeri dan diare, paling sering mengenai usus halus, tetapi sebenarnya dapat terjadi dimana saja sepanjang organ pencernaan. Peneliti menunjukkan bahwa perokok dan mantan perokok mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit Crohn dibandingkan bukan perokok. Penderita penyakit Crohn yang tetap merokok akan mempunyai kemungkinan lebih tinggi mengalami kekambuhan, pembedahan berulang, dan memerlukan obat. Wanita mempunyai risiko lebih tinggi mengalami kekambuhan dan memerlukan pembedahan dan terapi dibandingkan dengan pria jika mereka adalah perokok atau mantan perokok. Mengapa merokok meningkat risiko penyakit Crohn masih belum diketahui, tetapi beberapa peneliti percaya bahwa merokok dapat melemahkan sistem usus, menurunkan aliran darah ke usus, dan menyebabkan perubahan sistem kekebalan sehingga timbul peradangan.

Batu Empedu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko batu empedu dan resiko tersebut lebih tinggi pada wanita. Tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak konsisten dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Dapat kerusakan dipulihkan?

Beberapa efek merokok terhadap sistem pencernaan tampaknya hanya berlangsung singkat. Sebagai contoh, efek merokok terhadap produksi bikarbonat pankreas tidak berlangsung terus menerus. Dalam setengah jam setelah merokok, produksi bikarbonat akan kembali ke normal. Efek merokok terhadap bagaimana hati menangani obat-obatan tampaknya akan menghilang setelah berhenti merokok. Tetapi, orang yang telah berhenti merokok, masih mempunyai risiko terkena penyakit Chron.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar