Rabu, 23 November 2011

“Sahidnya Sang Kupu-kupu”


            “cinta terkadang sunyi, terkadang riang, terkadang sedih, terkadang senang.. aku bingung dengan cinta, cinta yang bagaimana yang akan tumbuh dihatiku Reym..?” ucap wanita malang itu kepadaku.

            “Aku tidak tahu.. bahkan selama ini aku belum pernah merasakan indahnya cinta yang sebenarnya.. hhmm bolehkah aku mengetahui namamu..!”
            Bantu aku reym..bantu aku..!! sambil berlari meninggalkan senyuman indahnya dihadapanku. Gadis itu menghilang bagai debu jalanan yang dihempas oleh angin lembut.

            Hey tunggu..! aku belum tahu namamu..hey jangan pergi..!
            eh..eh..reym ndak sholat subuh lagi..ya Allah nih anak ngigo kayak cacing kepanasan aja,,bangun..bangun..! sudah jam berapa ini reym..? ayo berangkat sekolah sana..!
            hhmm..yah ibu..padahal masih ngantuk...! haaaa.. mampus dah jam setengah delapan..!

tereret tereeeeetttttt.........
***
            Cinta adalah simbol untuk mendapatkan hati seorang wanita. Yah itu prinsipku dalam percintaan, tapi aku tidak pernah mengerti dengan beberapa simbol ini dalam percintaan : arti cintalah, cinta yang sebenarnyalah, cinta yang sucilah, ketulusan cintalah, ahh what ever, aku kagak peduli, itu semua membuatku bingung, yang terpenting cewek-cewek menerima cintaku dan aku akan putusin mereka dalam waktu yang singkat..ahahhahha upss.
            Namaku  REYM ABL.SALIM, panggilan Reym. Aku adalah seorang pujangga cinta, sering dikejar para gadis-lah, playboy-lah, cowok keren yang kaya-lah, katanya sih begitu. Tapi  sebagian cewek sering  menghujatku hanya karena “loe yah,,periaku kagak sesuai dengan nama,, nama loe tuh harus diganti”, tuh, gilakan. Terus itu kedua pipiku ditampar..”PRAAAAAKKCCKK..” tapi kagak pernah ditampar oleh seorang wanita, paling aku tahan tangan lembutnya dan melepaskan mereka dengan sedikit rayuan gombalku..hhmm amit-amit deh. Walau semua orang dibumi ini membenciku, ternyata masih ada dua sosok manusia langka yang masih setia menerimaku, malah ingin menjadi sahabatku .. “Wait.. manusia langka? Hhmm,,nggak,,nggak,,itu sahabat ku..!”.
            Seperti biasa. Aku tidak pernah untuk tepat dan masuk sesuai dengan jam yang sudah menjadi peraturan sekolahku. SMA INDAH PERTWI, yah itulah nama sekolah yang aku tempatin sekarang. Ribet banyak peraturannya, semua orang sih bilangnya itu sekolah no 1 disamping itupula mempunyai banyak siswa yang disiplin banget. Namun kelakuanku bagaikan diujung ambang batas, tak sesuai kriteria sekolah itu. Jadi siapa yang salah? Orang tuaku or aku sendiri? Tapi jujur, itu bukan tipeku..lewaaaat.
            “Sttooopppp..kagak boleh masuk..!” teriak pak satpam hampir memecahkan gendang telinga kanan dan kiriku.
“aduh pak nyante donk..gue ada Pr nih pak yang mau dikumpul pagi-pagi..ayolah pak please..!!”
            “Please.. please.. please..disini kagak ada polisi..ngerti..! yah, seperti biasa kamu harus tetap disini dan dijemur bersama teman-temanmu yang terlambat....oky!”.
            Makan hati sih. Aku sudah terbiasa kali ya. Malah keseringan. Apalagi berdebat dengan pak satpam yang kagak nyambung-nyambungnya itu. Malesskan jadinya!.
 “Hari ini dan kemarin-kemarin, gue boleh terlambat tapi untuk besok dan selanjutnya, gue harus menjadi  orang yang pertama dan tepat  hadir dihadapan pak Sunarto. Pak satpam yang menjengkelkan itu. Dan ini adalah janji gue..” bisikku meronta dalam hati.
            Cahaya  matahari mulai merubah suhu. Yang tadinya bersuhu 100C kini menjadi 990C, keringat sudah mulai bercucuran, kulit sudah mulai merubah warna, uluh hati mulai membara, sudah 1 jam lebih kami dijemur. Tetapi otakku masih bisa mengolah dan mencari ide-ide konyol yang harus aku lakukan. “hhmmm apa ya..!” ide cemerlang itu mulai membisikkan hati kecilku, “aahhhaaa..” ternyata menarik juga.
“Teman-teman, semuanya laaaaarrriiiiiiiiiiiiii..! teriakan yang membuat saraf-saraf mereka bergerak secara refleks. sekali lagi, itu adalah ide cemerlang menurutku. Mereka pun berlari terombang ambing bagaikan mahasiswa yang berorasi saat mengguncam kantor DPR, dimana tempat orang-orang pintar beraksi untuk “korupsi” uuppss katanya sih begitu. Aku pun menjadi salah satu ketua dalam orasi tersebut dan orang pertama yang akan dikejar oleh pak satpam yang menjenggelkan bagiku. Tetapi untungnya Ia kagak tahu ruanganku, syukurlah.
            Langkah demi langkah kaki berjalan mendekati ruangan yang telah sunyi menyepi. Perlahan aku mengintip dari pintu kelasku, ternyata proses pembelajaran sudah cukup lama berjalan. Semua siswa pun telah duduk dengan rapi siap untuk menerima mapel dari guru-guru mereka. Tetapi dua sosok manusia langka yang aku jadiin sahabat itu selalu, selalu dan selalu membuat onar didalam kelas. Tak diherankan lagi, itu sudah menjadi kebiasaan dan tak akan pernah diubah oleh dua sahabat bahkan diriku juga.
            Dengan diawali suara ketukan pintu “tok...tok...tok...!” maka pandangan semua siswa didalam ruangan kalian akan tertuju pada sosok yang asing dalam pikiran mereka, yaitu diri KAMU,,! Tepat sekali, tanpa menggunakan teropong ibu Niar guru bhs.inggris pun menatap dengan mata telanjangnya, sosok seseorang yang asing dalam otaknya dan tepat dihadapannya, ia melihat penuh raut sadis tanpa pamrih kepada sosok tersebut, “hhmmm..siapa lagi selain AKU,  “mampusss..!” bisikku pasrah dalam hati. Ia terus menatap bagaikan srigala kelaparan yang ingin mencengkram mangsanya dan ia pun melangkah hingga sampai  beberapa CM (centimeter) mendekati my face. “Why you late reym?” teriaknya membuat pikiranku buyer melayang entah kemana dan akhirnya jatuh tergeletak tak sadarkan diri karena ketakutan sssstttsss alias “pingsan”.
            “Bantu aku reym..bantu aku”, ucap gadis itu kembali hadir dalam mimpiku.. akhirnya aku tersadar oleh suara itu. “hey tunggu!”,teriakku dengan nada tinggi.
“Ahahhaha tunggu siapa Reym? tunggu ibu Niar?, ahahahha..aneh loe reym! dua sahabatku yang kocak itu kembali menghebohkan ruangan Uks tepat aku terbaring lemah, mengolok ku dengan berbagai jenis canda tawa. Hhmm sangat mengganggu.
“aah.. aduhh..ooww..kepala gue sakit banget, ini anak berdua napa sih?! orang sakit malah diketawain! ucapku sedikit kesal.
“ ah manja loe reym..ditanya aja langsung pingsan..emang ada apaan sih..??”
“ia reym, kalau ada masalah curhat ke’ sama kita-kita..gitu aja kok repot..makanya jangan telat..ahahaha!! ucap niko yang melanjutkan pertanyaan Rian.
“yee..kalian..cuman nambah masalah aja..nggaklah..gue kagak ada masalah apa-apa..yuk kembali kekelas..!
“nik..ne anak ngeyel..emang sudah kuat?! sebentar pingsan lagi tahu rasa loe!.
“ahh bawel loe berdua, ayolah..!”.
Sedikit menenangkan pikiran kamipun kembali mengikuti kegiatan disekolah sampai bell panjang berbunyi pertanda bahwa kami harus pulang. Walau aku mempunyai dua sahabat yang begitu sangat baik. Tetapi heran, aku tidak pernah memberitahu kepada mereka setiap masalah yang ku hadapin, karena aku pikir itu hanya menambah beban pikiran mereka terhadapku, tetapi kebanyakan orang menganggap lain “mempunyai seorang sahabat merupakan sebuah jurus terjitu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan” tapi apa yakin dua sahabat ku adalh jurus terjitu untuk masalahku?, hhmmm itu hanya anggapan oranglain tapi persepsiku beda “masalah gue adalah masalah gue, dan harus diselesaikan sendiri”, kembali menegaskan opiniku.
***
Kisah hari ini cukup aku jadikan sebagai dongeng anak-anak. Tepatnya memalukan untuk dipublikasikan. Tetapi lain daripada kisah itu, kisah ini membuat otak sedikit berpikir, membingungkan. Mengubah hati ini menjadi tak tenang namun sedikit unik. Dia datang disaat aku tertidur dan hilang disaat aku terbangun. Aneh tapi sedikit menakutkan “siapa gadis itu, kenapa dia terus menghantui jiwaku?” bisik hatiku sedikit tercabik. Rasa penasaran sedikit demi sedikit mulai nampak direlung hati, raga mulai tak tenang, hasrat mulai gelisah, hari-hariku pun mulai berbeda, ingin hati mencari tahu sosok itu, tapi dimana? Bagaimana caranya? Entah dengan apa aku harus mencari tahunya? Indentitas yang tak jelas begitu sangat membingungkanku. Untuk mencari tahu seluk beluk gadis itu saja otakku mulai buyer.  “Tapi..gue mengenali wajahnya. yah gue kenal, gue harus cari tahu dia” ucapku sedikit menyemangati hati yang sedang gundah ini.
Namun “Draaaaaackkk...” suara yang sedikit keras terdengar olehku, aku pun keluar dari kamar untuk mencari asal suara tersebut. Yah, rupanya tepat didalam kamar kedua orang tuaku, langkah demi langkah aku menelusuri kemudian mengintip dari sela pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Terlihat seorang wanita yang teraniaya meneteskan air mata sedihnya karena rasa sakit yang begitu mendalam. “ibu kenapa? ayah lagi yang melakukannya? dimana ayah bu, dimana? aku akan membunuh lelaki tua itu..!”,  ucapku begitu mengguncam amarah. “jangan nak dia sudah pergi, istigfarlah. Lelaki tua itu adalah ayahmu, jangan sakitin dia..!” “tapi lelaki tua itu selalu menyakiti ibu,,apa ibu tidak sadar  selama ini, ibu terlalu sabar menghadapinya..!!” ucapku sedikit menuntut..
Selang beberapa menit. Krriiiiing...krrriiiinnngkk.. suara telepon rumah pun mengagetkan ragaku. Namun, entah kenapa batin beliau secara refleks langsung mengangkat telpon, “hallo assalamua’alaikum. Apa yang terjadi..? Dirumah sakit..? ucap ibuku sedikit menggoyahkan hatiku yang nyaris memurka, “kenapa bu? ada apa?”, “ayahmu kecelakan nak, sekarang dia ada dirumah sakit..!”, bergegas kami menelusuri lelaki tua itu namun harapan seorang ibu berkata lain.....
***
Sebulan kemudian..
            Setelah lelaki itu pergi untuk selama-lamanya dari hadapanku, kini ibuku terlihat begitu murung, sedih, dan terus menyendiri menjalani kehidupannya, apalagi tanpa seorang suami. Yah, bagaikan bunga yang layu. Begitulah, setiap hari ia terus memikirkan lelaki tua itu tanpa sedikit pun ada rasa benci. seperti kata pepatah “tidak ada gading yang tak retak, dan  tidak ada manusiapun yang tak kembali disisi-Nya, kuatkan kesabaran dihati, semua pasti akan kemmbali”. Tidak seperti aku, aku malah senang melihat beliau sendiri daripada bersama ayah yang selalu menyakiti hatinya. Aku tidak mau melihat ibu sedih karena teraniayah oleh lelaki itu.
            “seandainya aku jadi ibu. Aku tidak akan pernah memaafkan ayah..!!” pikirku sedikit kesal. Tetapi itulah cinta, cinta yang menyatukan antara dua insan tanpa mengenal rasa benci,,ah i don’t care.
            Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah sebulan berlibur karena kematian ayahku. Aku kembali merangkaikan sejuta kisah bersama teman-temanku yang sedikit kocak. Yah..mungkin saja aku bisa melepas rasa sedih campur kesal ini bersama mereka. Apalagi dengan bapak yang satu ini.
            “pagi..pak..!” tegurku sedikit merayu pak satpam.
“hhhmmm tumben cepat..!”, ujarnya tak mau kalah.
“yah, bapak.. telat salah.. cepat salah.. apa sih maunya bapak?”.
“maunya bapak, kamu dijemur..!!”.
“oh tidak bisssaa pak.. monggooo hehe!”.
            Saingan tak bersua semakin berlanjut. Yah, lelucon yang sedikit menenangkan hatiku. Ini adalah awal dari skenarioku untuk melepaskan rasa gundah dalam hati.
             Tak lama kemudian, setelah berada didalam kelas. Aku sedikit terperanjat.
“waduh men..niko ma rian turut berduka cita atas kematian bokap loe men..!!”, ucap dua lelaki yang memelukku dari belakang, tepatnya bagaikan 3 teletabis yang lama tak bersua.
“aduh..aduh apaan nih, norak nih anak berdua.. nyantelah.. bokap gue boleh pergi tapi sahabat-sahabat gue, kagak boleh pergi..oky!
Canda tawa terus menghiasi kelas kami, keonaran-keonaran dua sosok manusia langkah ini membuat semua masalahku  terasa lepas bagai dihempas oleh badai. Seperti biasa tak ada orang lain yang bisa coment terhadap adegan ini. Hhmm, tapi kali ini salah.
            “Berisik, bisa nggak sih kalian diam..!” seorang gadis menegur kami begitu kesal, rupanya ia terganggu dengan canda tawa yang kami ciptakan. Ia pun membawa bukunya lalu meninggalkan kami dikelas. Aku pun terdiam dengan hentakannya, memandang bagaikan melihat sosok seseorang asing. Dan kayaknya ia baru muncul dipermukaan bumi.
“siapa gadis itu nik?”, ucap ku sedikit heran terhadap niko.
“tahu tuh dari kemarin,,rian jelasin. Malas gue ma tuh gadis..!”.
“ aduh my men itu gadis benar-benar aneh, anak baru lagi, baru dua minggu disini. Namanya Ainul Nasifah panggilannya Sifah. Gue dah nggak tahan ma dia men, rese’ orangnya..!!
“tunggu-tunggu.. Gue mau nyamperin tuh gadis..!!” ucapku begitu penasaran.
“waduh reym..santailah, itu gadis lagi,,!!
“ndak kok Cuma sebentar..nyamperin dia aja kok..ayo siapa yang mau ikut? niko or rian..??”
“ndak ah loe aja....!!”.
            Akhirnya dengan rasa penasaran. Aku pun berlari mencari gadis itu. Yah, walau lokasi sekolah ku begitu sangat luas. Tetapi langkah demi langkah aku terus berjalan seraya memperhatikan bayangannya namun tak bersua. Dilapangan, diperpustakan, ditaman, dikantin, semua telah aku kunjungi. Namun aku tidak menemukan jejaknya. “Dimana ya gadis itu?” bisikku dalam hati. Keringatku mulai bercucuran, tenggorokanku kering dengan sekejap oleh napas yang tergesah-gesah. Sejenak aku duduk menelan air ludah untuk membasahi rasa haus ku yang sedikit berkibar ditenggorokan. Namun tak bisa, “aduh hausnya, mana gue nggak bawa dompet lagi..!!”. Tunggu, hhmm rasanya aku mendengar percikan air, akupun mencari asal suara itu bagaikan detektif terjitu. Beberapa menit kemudian, “nah itu dia...air sialan..!!” ucapku seraya mendekati air tersebut.. “tapi siapa yang sengaja nggak metutup kerang ini ya? ah minum ajalah” EGP.
            Rupanya aku terlihat sangat haus, beberapa teguk air yang aku minum ternyata belum cukup untuk mengobati rasa hausku, terus meminum dan terusss. Namun  gendang telingaku berkata lain. Ia mendengar irama yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Irama yang begitu lembut selembut madu, syahdu bagai simphoni lagu. Sepertinya menenangkan hati para pendengarnya. Yah, akulah yang menjadi salah satu pendengar setianya. Haruskah aku kembali menjadi detektif untuk mencari tahu asal irama itu?, Hhmm ternyata sedikit demi sedikit irama itu mulai mendekat dan iramanya berasal didalam Musholah. Tepat, ditempat kerang yang telah menyelamatkan hidupku dari rasa haus.
            “Gadis itu, oh my god, cantik bak bidadari”, bisikku dalam hati. Aku terus menatapnya sampai hati terhipnotis oleh lantunan tilawah yang begitu sempurna itu. Hatiku setenang air yang mengalir lembut ketika mendengar irama tilawahmu wahai gadis yang mempesona. Otak ku mulai menghayal bebas, angan mulai melayang bagaikan kapas putih yang berhamburan. Namun “uuuugghhh!!” suara sendawaku begitu nyaring hingga menyadari batin yang sedang menghayal ini. Akhirnya gadis itu pun menengok kearah jendela tepat dimana tempat aku mengintip wajah cantiknya. Tetapi rasanya ia tak berhasil melihatku. Itu baru menurutku, tapi menurut gadis itu? Ahhh kagak peduli. Aku terus berlari, sampai jejakku tak tersisa dari hadapan gadis itu. Gerak gerik ku bagai cacing kepanasan, berlari menguras tenaga. Dia tak boleh melihatku, “astaga sendawa sialan, dia lihat gue nggak ya!”,  kata-kata yang sama terus terulang menghantui benakku. Didalam kelas aku terus beracting serasa masalah tak ada yang ku lalakukan. Apalagi dihadapan gadis yang mempesona itu. Hhmm, acting ku pun semakin meloncat. Sampai aku pulang sekolah, pikiran kembali menggodaku, bahkan dirumah pun aku masih memikirkan kelakuan konyol ku itu. Hati kembali tak tenang. Namun aku tak perlu memikirkannya lagi, “dia pasti tak melihat gue.. yakin..!!” hehe.
            “mas.. mas reym..!!” tepat sekali, panggilan yang mengagetkan ragaku itu terdengar dibelakang taman rumahku.
“iya bi’ kenapa??”, “ibu sakit mas,, ibu memanggil mas,,!!”
“apa..?? ibu sakit..?!”
            Disaat aku mulai menenangkan hati ini, masalah datang seprti tak diundang dalam hari-hariku menyelimuti sanubari hingga menyongsong jiwaku yang semakin tak berdaya, namun aku harus tegar menjalani hidup ini. Hidup bagaikan tangga nada. Ada tinggi ada pula rendah. Namun tinggi rendahnya nada memperindah irama yang diciptakan begitupun dengan kehidupan tak akan indah tanpa adanya masalah yang dihadapi.
            “Bagaimana dengan ibuku dokter,,!! Ucapku gelisah tak menentu”.
“nak Reym tenang saja..ibumu mengalami depresi ringan..buatlah hatinya sedikit tenang, mari nak..bapak pulang dulu!!”.
“iya pak dok, makasih banyak atas sarannya..”
            Wanita itu terlihat lemah  bagaikan daun kering yang memudar. “Ibu yang sabar, aku akan selalu ada disampingmu..!!”  ucapku seraya mencium kening sang wanita yang telah merawatku hingga besar itu.. “kasih yang engkau berikan tiada bandingnnya bu..bisikku mengadu. Tak lama kemudian, mata mulai terhiasi oleh rasa ngantuk, detak nadi wanita yang tak berdaya itu terus berirama membawaku dalam kegelapan dan semakin dalam. Akhirnya aku tertidur diatas tangan lembutnya.
            “Reym, dengarkan aku. Saat masalah menghadapi ragamu, hadapilah dengan senyuman manis. Masalah tidak akan selesai jika kamu terus bersedih. Kesedihan hanya menambah rasa sesal dalam Qolbumu!”. Suara gadis itu, hadir dalam mimpiku lagi
 “hey..siapa kamu..jawab pertanyaan ku..!!” teriakku memberontak.
“astagfirullah nak, bangun reym..reym..ayo shalat subuh..”.
“ii..ibu..ibu, dari tadi sudah bangun,, terus keadaan ibu?, ucapku sedikit heran melihatnya, tertanya hari sudah subuh. “keadaan ibu, alhamdulillah sudah membaik.. ayo pergi basuh mukamu dengan wudhu,, kapan sadarnya sih anak ibu ini..hhmm,,!!”
“iya deh.. aku shalat dikamar saja.. tapi keadaan ibu sudah membaikkan..?? sedikit tak percaya.
“hhh’mmm sudah membaik kok..awas kalau ndak shalat..”
“iyaaa..”
***
            Tepat pada jam 7 pagi, sekolahku terasa sunyi bagai tak berpenghuni, “tapi kenapa pintunya sudah terbuka..” bisikku. Bahkan pak satpam yang menjadi teman debatku setiap hari belum kunjung tiba dilokasi ini.. ah rupanya aku tak peduli, aku harus buru-buru mencarinya.
            “Aduh dimana ya..god..god..temukanlah..padahal itu kenangan dari ayah..!!” bisikku seraya mencari benda itu, walau aku membenci ayah tetapi kenangannya akan ku gemgam erat. Tetapi kenangan itu telah jatuh dari genggamanku. Apakah ini pertanda bahwa ayah juga membenciku di alam sana, pikiran ku mulai tergoyah. Sedikit kecewa tapi,,,
            “Reym A.salim, itu bukan kamu..?” suara itu lagi kini semakin dekat terdengar ditelingaku, yah tepat dibelakangku, tapi ini bukan mimpikan. Tanpa berpkir panjang, aku pun bergegas mebalikkan badanku, ingin hasratku meronta, tapi aku terperanjat melihat seseorang yang hadir dihadapanku. Aku terdiam bagaikan sosok yang terhipnotis oleh para normal.
“jangan menatapku seperti itu reym, benarkan itu adalah namamu..??”, “ii..ii..iyyaa..itu benar gue, eh aku maksudnya..hehe!!”
“dari tadi aku memperhatikanmu..ada sesuatu yang kamu cari..??”
“ahhaa...nggak kok, gue eh a..a..aku hanya inin menghirup udara segar saja di area musholah!”, ucapku terpatah-patah seraya menelan air ludah kebohongan yang tersangkut didalam kerogkonganku, sedikit mencuri pandang ternyata wanita itu tengah sibuk untuk mencari sesuatu yang ada didalam tas coklatnya.
            “reym.. inikan yang kamu cari..??”, ucap gadis itu seraya menunjukkan gelang diatas tangan lembutnya.
“gelangku..kenapa bisaa..??”.
“hhmm,, kemarin aku menemukannya diatas jendela musholah, dan berkat tulisan digelang itulah yang telah memberitahukanku namamu..(“REYM A.SALIM” tulisan digelang), kamu mengintipku yah,,kenapa?!”.
“aku..iyaaa,,ceritanya panjang..tapi maaf ya karena membuatmu marah, makasih atas gelangnya na..na..nasifah ya....”.
“panggil saja sifah, aku tidak pernah marah kok,,malah aku mendapatkan pahala membantu orang lain..!!”.
“sekali lagi maksih ya sifah..aku mau kekelas dulu..!!”.
“kenapa nggak sholat duha, lagian inikan hari minggu reym..!”
“haaahh,,hari minggu?? Aduh kenapa aku lupa ya..!!”. Wajahku semakin memerah bagaikan udang yang telah masuk dalam air yang mendidih. Kelakuan konyolku telah terbongkar dihadapan gadis itu, ingin aku menghilang dari hadapannya namun rasa tak enak. Hanyalah seorang pecundang yang tak mempunyai arti-lah yang lari dari masalah, dan itu bukan sifatku. Hhmm
“aku harus menjelaskan semua ini..!!”hatiku kembali berbisik.
“reym..kamu kenapa?”.
”aku nggak terbiasa shalat duha sifah..!!”.
“kapan kamu terbiasa jika tak dibiasakan, hati harus kita paksakan. Apalagi zaman sekarang sudah mulai mengubah segalanya. Yang  haram menjadi halal dan yang haram menjadi halal, Na’uzubillah ya. Reym,,kapan lagi kita mengubah hidup ini menjadi indah seindah ayat-ayat didalam kitab-Nya jika dilantunkan..?”.
“yah..seindah lantunan irama tilawahmu kemarin fah..!!” bisikku mulai tersadar.
“Hanya hati kita yang bisa tegakkan semua itu, apakah harus menunggu proses? Kapan lagi coba?!” ujar gadis itu kepadaku..
“iya sifah, aku akan mencobanya..!”.
            Aku pun tersenyum dan terdiam ketika mendengar nasehat gadis itu, nasehat yang seakan membersihkan hati ini dari tumpukan-tumpukan dosa yang selama ini terpuruk mengumpal bagaikan segupal nanah membusuk. Dengan sekejap cahaya suci mewarnai sanubari ini memancar begitu indah direlung hatiku. Begitupun saat pertama kali melihatnya begitu hati ini sangat yakin bahwa kau adalah Gadis yang berwujud bidadari. Bidadari untukku yang membawa batin ini keluar dari kegelapan menuju kayangan indah-Nya.
Nasehatmu bagaikan emas permata yang harus aku asah untukku jadikan perhiasan sifah. Kini aku harus mengubah hidup menjadi lebih baik. Seperti yang gadis itu katakan. Yah, hati harus dipaksakan bila mana ingin bersua dengan-Nya.
***
Beberapa bulan kemudian setelah aku sedikit mengetahui islam yang sebenarnya. Sungguh hati ini terbebas lepas dalam jeratan syaitan yang terkutuk. Namun “Reym... reym...!! suara indah begitu lembut terdengar oleh telingaku, menyapaku berulang kali seakan tak menentu. Aku pun mencari arah angin yang membawa suara nan lembut itu, namun tak bisa aku gapai, kuluruskan pandangan, lalu semakin ku perjelas namun mata tak bisa menebak, langkah demi langkah kakiku berjalan menuju pohon cemara itu,,rasa penasaran semakin menyongsong batinku, langkahku pun semakin mendekat dan terus mendekat, terdengar suara tangis kesedihan dibalik pohon tersebut,,namun tak memberi arti hingga aku memegang pundaknya dan menyapa “hheeyy..kau yang memanggilku?”, ucapku lembut, ia pun berbalik dengan cepat. “jangan tinggalkan aku,,bantu aku reym,,!!” ucap gadis itu seraya meneteskan air mata sedihnya, dengan bibir yang bergemetar, wajah merona berseri bagai sang bayi menangis lembut diatas pangkuan ibu. Rupanya sang gadis yang sedang diselimuti oleh rasa takut yang akan mengancam raganya. “apa yang harus aku lakukan untuk membantumu? Siapa kamu? aku bahkan tak mengenalmu..!” tanyaku sedikit terperanjat terhadap gadis misterius itu. “Kamu tak mengenaliku? Kamu akan tahu suatu saat nanti reym..aku harus pergi..!”, ucapnya seraya pergi tak meninggalkan senyuman indanya kepadaku. “hey tunggu...tunggu aku..!!”. aku pun terbangun dari tidur panjangku, keringat yang bercucuran, denyut jantungku semakin kencang berdetak,,dag dig dug.. “mimpi yang sama, gadis itu lagi..!!” bisikku pilu.
            Sudah lama aku bergelut dengan sifah bahkan dia setia menemani hari-hariku. Gadis yang mengubah hatiku menjadi lembut selembut kain sutra. Dia begitu sangat berbeda dengan beribu-ribu kaum hawa yang ada disana. Seperti kata pepatah “engkau bagaikan kupu-kupu nan indah, yang merayuku ditepi jalanan hingga mengubah hidupku menjadi indah”. Waktu begitu cepat berputar, Bahkan raga tak sadar akan perubahan yang begitu pesat ini. Rupanya ada juga yang tidak ikut bahagia akan diriku. Yah, dua manusia langka yang ku jadikan sahabat.
“reym..kenapa sih loe? Loe kagak mau gabung lagi ma kita-kita..kagak pernah nongronklah,,apalah!!”, ucap niko sedikit kesal terhadapku.
“iya my men, padahal cewek-cewek dulu banyak yang naksir loe, tapi sekarang liat loe, berubah,,bahasa loe cemen kayak gini,, semua cewek pada go a way sama loe men..!!”  rian pun begitu juga.
 Pagi hari yang membosankan dikelas. Semua menghujatku. Aku pun terdiam tanpa kata, tak bisa menjelaskan sepatah dua kata kepada mereka, karena percuma saja. Walau aku menjelaskan. Mereka tak pernah menerimanya. Ini bukan hujatan yang pertama untukku. Yah, bisa dihitung sudah beberapa puluh kali hujatan. hehe
            Namun aku tak peduli dengan kata-kata mereka, toh mereka juga tak menghargai perubahan yang sudah menjadi takdirku.
            “temui aku dimusholah,,
ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepadamu..
dari : sifah..”.
Singkat padat dan jelas itulah isi surat yang tergeletak diatas bangkuku. Aku pun bergegas menemuinya. Pass, sesuai dengan skenarioku. Aku juga ingin mengatakan sesuatu yang selama ini aku pendam terhadapnya. Hhmm disana, tepatnya di taman musholah yang dulu saat pertama kali melihatnya. Terlihat seorang gadis ayu, cantik bak bidadari dengan dihiasi jilbab panjang berwarna putih sedang duduk menanti diriku. Langkah kakiku pun mendekati dirinya. Lalu aku menyapa dengan lembut.
            “Assalamu’alaikum.. kenapa sifah??”, ucapku tegang sedikit lembut.
“wa’alaikumsalam..duduklah reym..!!” lalu akupun duduk didekatnya.
“maafkan aku atas selama ini,,”.
“karena..?!”.
“karena kehadiranku membuatmu sendiri reym,,kamu telah berpisah dengan teman-temanmu..!!”.
“sifah,,dengar aku,,kamu selalu bersamaku, dan aku tak pernah merasa sendiri,,niko dan rian,,?? mereka tidak tahu menau masalah ini, mereka belum paham fah..selama ini aku bahagia berada didekatmu..”
“maksudnya..??”.
“jujur aku telah jatuh kedalam relung hatimu,,aku..aku cinta kamu fah..!!”.
“cinta terkadang sunyi, terkadang riang, terkadang sedih, terkadang senang..aku bingung dengan cinta,,cinta yang bagaimana yang akan tumbuh dihatiku Reym..??”ucapnya tak memberi respon.
Aku pun terdiam sejenak mendengar uraian gadis itu. Perlahan kembali aku meresapi, mencari, memilah dan menela’ah satupersatu ucapannya. “yah..kata-kata itu,,” bisikku mulai mengadu.
“kenapa kamu tak menjawab reym?? Tanya gadis itu sedikit heran melihat tingkahku.
“sifah..kamu adalah gadis yang ada didalam mimpiku,,!!”.
“mimpi? aku tak mengerti reym!!”.
“yah..sulit untuk kamu percaya,,!! jauh sebelumnya aku sudah mendengar uraianmu ini,,dan aku pernah bertemu denganmu tepatnya didalam mimpiku fah,, aku mengenali suaramu bahkan wajah indahmu fah,,!!”.
“aahh..mungkin itu hanya nafsu..godaan syaithan reym..jangan kamu percaya, nafsu bisa mengubah manusia menjadi binatang..!!”.
“jelas aku melihatmu dan itu bukan nafsu fah..demi Allah..!!” ucapku kembali membuat gadis itu percaya akan diriku.
Namun ia hanya tersenyum, menurutnya ini hanyalah rayuan semataku untuk mendapati hati seorang wanita..tepatnya ini hanya dongeng belaka..katanya..
            Krrrrrrrrriiiiiinnngggg...!! suara bell pulangpun memisahkan gadis itu denganku, kini skenario yang berakhir tak sempurna, dialoge yang tak berlanjut, sedikit kecewa namun tak menyerah, aku pulang bagaikan musafir yang tak mempunyai bekal.. “fah..aku pulang dulu..ingat fah itu adalah kejujuran dari dalam hatiku”, ucapku sedikit mencuri pandang. Ia sedikit tak berrespon secara lisan. Namun ia memberikan senyuman indahnya untukku.
 “kenapa senyumanmu membawa berkah untuk ku sifah..” bisikku dalam hati. Benarkah ini hanya nafsu? Ahh, i’m confused. Perlahan ku membelakangi gadis itu dan akhirnya aku terus berjalan sampai aku tak melihat bayangnya.
***
            Beberapa menit kemudian “Dddrrrruuucckkk....”. Sepeda biru tergelincir masuk kedalam selokan. Teriakan beberapa orang meramaikan suasana. Sosok gadis telah jatuh tergeletak diatas aspal. Bagaikan laut merah dipenuhi oleh darah pejuang fir’aun yang tenggelam pada masa jahiliahnya, begitu juga darah gadis itu yang telah menyelimuti aspal kelabu menjadi warna merah merona. Darahnya mengalir begitu hebat, bagai air hujan yang begitu deras. “Apa yang terjadi? Hasratku bertanya. Suasana semakin ramai, ketika semua siswa berlari menuju lokasi tersebut. Akupun ikut berlari hingga aku melihat sosok gadis yang terbaring lemah tak berdaya diatas aspal itu dan..
            “siifffaaaaaaaaaahhh...” teriakku histeris. Hasratku terus bertanya “ya Allah, apa yang terjadi?. Denyut jantungku berdetak begitu kencang, mata mulai berkaca akhirnya airmata menetes membasahi pipiku. Diatas paha kuletakkan kepala gadis itu menyaksikan aliran darah yang begitu kencang, membuatnya lemah tak berdaya. Akupun berusaha menutup darah itu dengan jilbab putihnnya, namun perjuanganku sia-sia. Yah, kecelakan hebat yang menimpa gadis itu sehingga meremukkan bagian kepalanya.
“reym.. bantu aku.. bantu aku. .reymm..!! ucapnya dengan irama bergetar lembut dari bibir mansinya.
“ucapan itu?? Yah, ucapan yang ada dalam mimpiku, tetapi terdengar begitu nyata dari mulut sifah”.
“iya sifah..aku ada disampingmu..” akupun memegang erat tangannya yang terlihat memucat, tak kuasa aku menyaksikan adegan ini, namun  adegan yang begitu nyata dihadapanku, kamu bagaikan kupu-kupu yang pudar akan keindahanya sifah, semangatlah, kamu harus hidup fah..!!
            Disana terlihat mobil ambulance yang menghampiriku, rupanya datang untuk menyelamatkan korban dari kecelakaan maut ini, bergegas aku mengangkat tubuh gadis itu yang terlihat semakin tak berdaya, lalu..
“Bantu aku reym untuk memperjuangkan agama Allah.. itu pesanku untukmu. Aku ndak kuat.. ashadu allah illaaha ilallah.. wa’ashadu anna muhammadarrasulullahh..” begitulah kalimat terakhir dari gadis itu yang membuatku teriak menyarankan supir begitu histeris.
“tambah kecepatannya pak..”teriakku lepas.. namun saranku itu mengubah segalanya,, ambulance terlalu cepat melambung akhirnya tertabrak oleh 2 trek yang mengangkut bebatuan. Mobil ambulance pun ikut tertimbun oleh bebatuan tersebut bersama korban yang ada didalamnya.
***
            “kenapa sedih reym..?? tanya sifah kepadaku,,ingin aku marah tetapi saat melihatnya,  amarahku sekejap berubah menjadi sebuah anugrah.
“aku tidak sedih, aku cuma bingung kenapa kamu tidak mempercayaiku? karena jauh sebelumnya aku sudah bertemu denganmu fah, aku benar-benar melihatmu didalam mimpiku..!!”.
“aku percaya,, itu aku..! reym.. jangan pernah mencintaiku, cintailah Allah, karena aku bukan siapa-siapa. Aku lemah, aku kecil bagaikan biji selasih dihadapan-Nya..!!”.
“tapi aku mencintaimu fah..” ucapku begitu lembut.
“cukup reym.. kita akan bertemu disyurga jika Allah menghendaki, insya Allah. Sekarang bangunlah. Dunia sudah menantimu!” bisiknya ditelingaku. Lalu sedikit demi sedikit menghilang dari pendengaranku. Akhirnya bisikan itu lenyap bagai abu yang dihembuskan oleh angin curam.
            “sifaaahh.. sifaaahh.. jangan pergi fah.. jangan pergiiii..!”, aku pun tersadar dari sekian lamanya koma yang ku alami.
“alhamdulillaah ya Allah.. reym.. reym.. bangunlah anakku, ibu selalu ada disampingmu..!” ucap seorang wanita tengah menyapaku, yah.. dia adalah ibuku,,
Sedikit aku berusaha membuka mata ini namun semua tubuhku begitu sangat kaku, tak bisa aku gerakkan, tangan tertusuk oleh jarum infus, hidung terpasang oleh selang oksigen, kapala berbalutkan kain kasa’ 1,  rupanya tubuhku sedang berbaring lemah diatas kasur rumah sakit.
“apa yang terjadi bu..?!”.
“kamu harus tegar nak untuk menghadapi semua ini,,” ucapnya sedikit gemetar, meneteskan airmata sedihnya yang membuatku semakin bingung.
“kenapa bu..jelaskan kepadaku?!”.
“kawan.. kaki kiri loe baru saja diamputasi.. gue harap loe jangan sedih..!!” niko pun memelukku erat. Aku terperanjat namun tak menentu. Ingin aku teriak ketika mendengar kenyataan ini, tetapi rahang begitu kaku. Aku bagaikan robot tak berfungsi. Hanya tangislah yang menjadi tempat pelampiasan rasa sedihku. Namun sahabat masih setia menemaniku, walau aku sekarang menjadi seorang cacat, tetapi masih aku mendengar jelas dari mulut keduanya (niko dan rian) “loe tetap jadi sahabat kami reym.. Sabar ya”.
***
            Dua hari setelah keluar dari rumah sakit, ada kejutan lain yang telah disiapkan oleh dua sahabat baikku.
“ untukmu : reym”
Aku bagaikan daun kering yang tak melekat pada tangkai pohon, tak bersahabat dengan bintang-bnitang, dan tak akan pernah terbuai oleh rasa yang aneh (cinta)..
Namun setelah mengenalmu, tak sengaja batinmu mengajariku akan indahnya hidup, hingga aku terbuai oleh rasa ini.
Rasa yang membuatku bersahabat denganmu hingga aku melekat direlung hatimu yang paling dalam,,,yah..inikah cinta??
Cinta yang melekat bagaikan bunga karang ditepi lautan luas sana..begitupun asmara yang kujadikan perhisaan dalam hati ini untukmu,,
Tapi maafkan raga ini karena tak bisa mengungkapkannya secara langsung, hanya karena satu alasan “aku belum halal untukmu.. reym”, Maafkan aku.
mungkin melalui prantara coretan yang tak bermakna ini, aku bisa membahagiakanmu walau dengan satu senyuman manis yang tercipta dari bibirmu..semoga kamu bisa mengerti.
                                                                                                                  dari : Ainul nasifah..
            Hari senin tanggal 1 agustus, yah.., tepat dimana setelah aku mengungkapkan isi hatiku kepada seorang gadis yang ku cintai, gadis itu adalah Ainul nasifah. Begitupun saat itu. Ia sempat menulis sepucuk surat ini untukku. Surat yang masih dihiasi oleh percikan darah jihadmu dalam kejadian maut yang menimpamu saat itu.
“Terimakasih,, fah,, seperti yang kamu harapkan, aku akan memberikan mu sebuah senyuman. Yah.. senyuman manis untukmu dialam sana..semoga angin syurga membawa senyumanku dihatimu”, bisikku pelan seraya meneteskan air mata kesedihan.
            Dulu aku tak mengerti dengan beberapa simbol ini dalam hidupku bahkan didalam percintaan : arti cinta, cinta yang suci, ketulusan cinta, bahkan prinsip dalam percintaan,, itu semua membuat otakku buntu. Namun hadirmu wahai kupu-kupuku mengubah hidup ini.  Mengubah hitam manjadi putih. Mengubah kusam menjadi lembut selembut madu, halus sehalus sutra, bening sebening embun. Hadirmu pun merangkum semua simbol itu menjadi satu dalam kisah hidupku hingga aku mengerti. Yah, mengerti akan perpisahan. Perpisahan denganmu adalah sebuah ujian cinta. Yakinlah bahwa ujian cinta ini yang akan menyatukan kita nantinya.
            “Hanya doa yang kupanjatkan, ku lukiskan dengan pena suci diatas batu nisanmu Inalillahi wa inna ilahi roji’unn.. selamat tinggal sifah,, semoga kita berjumpa di jannah Allah wa zallah.. insya Allah.. amind..” bisikku memohon.
            Aku bagaikan debu jalanan, tidak..!! Mungkin aku bagaikan benalu, tetapi bukan juga, namun apa?? Kini aku bagaikan batu karang yang ditumbuhi bunga nan indah diatas permukaanku. Yah, batu karang yang melekat ditebing curam, yang merindu, menantikan sosok pelangi-Mu wahai Dzatku. Pelangi  yang akan memancarkan celupan warna Ilahi untuku.

^^sekian^^

Selasa, 22 November 2011

"Bagaikan kupu-kupu yang pudar"

ketika ku menyapa kegelapan,,
hati mulai mendayung sepi,,,
angan begitu melayang dengan heningnya malam..

,,disana..tepat..
sang cahaya memancar indah..
akupun terperanjat, kuluruskan pandanganku,
lalu kuperjelaskan imajinasiku..
"cahaya apa yang
menghiasi kelopak mataku..?!" bisikku lembut..

rupanya cayaha nan indah itu
semakin merayuku,,
langkah kakipun mendekatinya,
lalu sekejap cahaya itu redup & semakin redup
bersamaan dengan langkah kakiku..

hatiku kembali berbisik.."oohh..kenapa??
saat aku mendekat, sang cahaya
memberi respon tak sempurna terhadap raga ini..!!"
dengan sekejap, ia lenyap dihadapanku..

sedikit bingung, namun hati semakin mengerti..
menela'ah satupersatu arti dari
legenda tersbut...
yah...cinta bagaikan kupu-kupu yang pudar
akan keindahanya..