“cinta terkadang sunyi, terkadang
riang, terkadang sedih, terkadang senang.. aku bingung dengan
cinta, cinta yang bagaimana yang akan tumbuh dihatiku Reym..?” ucap wanita
malang itu kepadaku.
“Aku tidak tahu.. bahkan selama ini
aku belum pernah merasakan indahnya cinta yang sebenarnya.. hhmm bolehkah aku
mengetahui namamu..!”
Bantu aku reym..bantu aku..!! sambil
berlari meninggalkan senyuman indahnya dihadapanku. Gadis itu menghilang bagai
debu jalanan yang dihempas oleh angin lembut.
Hey tunggu..! aku belum tahu namamu..hey
jangan pergi..!
eh..eh..reym
ndak sholat subuh lagi..ya Allah nih anak ngigo kayak cacing kepanasan
aja,,bangun..bangun..! sudah jam berapa ini reym..? ayo berangkat sekolah
sana..!
hhmm..yah ibu..padahal masih
ngantuk...! haaaa.. mampus dah jam setengah delapan..!
tereret
tereeeeetttttt.........
***
Cinta adalah simbol untuk
mendapatkan hati seorang wanita. Yah itu prinsipku dalam percintaan, tapi aku
tidak pernah mengerti dengan beberapa simbol ini dalam percintaan : arti cintalah, cinta yang sebenarnyalah,
cinta yang sucilah, ketulusan cintalah, ahh what ever, aku kagak peduli,
itu semua membuatku bingung, yang terpenting cewek-cewek menerima cintaku dan
aku akan putusin mereka dalam waktu yang singkat..ahahhahha upss.
Namaku REYM ABL.SALIM, panggilan Reym. Aku adalah
seorang pujangga cinta, sering dikejar para gadis-lah, playboy-lah, cowok keren
yang kaya-lah, katanya sih begitu. Tapi
sebagian cewek sering menghujatku
hanya karena “loe yah,,periaku kagak
sesuai dengan nama,, nama loe tuh harus diganti”, tuh, gilakan. Terus itu
kedua pipiku ditampar..”PRAAAAAKKCCKK..” tapi kagak pernah ditampar oleh
seorang wanita, paling aku tahan tangan lembutnya dan melepaskan mereka dengan
sedikit rayuan gombalku..hhmm amit-amit deh. Walau semua orang dibumi ini
membenciku, ternyata masih ada dua sosok manusia langka yang masih setia
menerimaku, malah ingin menjadi sahabatku .. “Wait.. manusia langka? Hhmm,,nggak,,nggak,,itu
sahabat ku..!”.
Seperti biasa. Aku tidak pernah
untuk tepat dan masuk sesuai dengan jam yang sudah menjadi peraturan sekolahku.
SMA INDAH PERTWI, yah itulah nama
sekolah yang aku tempatin sekarang. Ribet banyak peraturannya, semua orang sih
bilangnya itu sekolah no 1 disamping itupula mempunyai banyak siswa yang disiplin
banget. Namun kelakuanku bagaikan diujung ambang batas, tak sesuai kriteria
sekolah itu. Jadi siapa yang salah? Orang tuaku or aku sendiri? Tapi jujur, itu
bukan tipeku..lewaaaat.
“Sttooopppp..kagak boleh masuk..!”
teriak pak satpam hampir memecahkan gendang telinga kanan dan kiriku.
“aduh
pak nyante donk..gue ada Pr nih pak yang mau dikumpul pagi-pagi..ayolah pak
please..!!”
“Please.. please.. please..disini kagak
ada polisi..ngerti..! yah, seperti biasa kamu harus tetap disini dan dijemur
bersama teman-temanmu yang terlambat....oky!”.
Makan hati sih. Aku sudah terbiasa
kali ya. Malah keseringan. Apalagi berdebat dengan pak satpam yang kagak
nyambung-nyambungnya itu. Malesskan jadinya!.
“Hari ini dan kemarin-kemarin, gue boleh
terlambat tapi untuk besok dan selanjutnya, gue harus menjadi orang yang pertama dan tepat hadir dihadapan pak Sunarto. Pak satpam yang
menjengkelkan itu. Dan ini adalah janji gue..” bisikku meronta dalam hati.
Cahaya matahari mulai merubah suhu. Yang tadinya
bersuhu 100C kini menjadi 990C, keringat sudah mulai
bercucuran, kulit sudah mulai merubah warna, uluh hati mulai membara, sudah 1
jam lebih kami dijemur. Tetapi otakku masih bisa mengolah dan mencari ide-ide
konyol yang harus aku lakukan. “hhmmm apa ya..!” ide cemerlang itu mulai
membisikkan hati kecilku, “aahhhaaa..” ternyata menarik juga.
“Teman-teman,
semuanya laaaaarrriiiiiiiiiiiiii..! teriakan yang membuat saraf-saraf mereka
bergerak secara refleks. sekali lagi, itu adalah ide cemerlang menurutku. Mereka
pun berlari terombang ambing bagaikan mahasiswa yang berorasi saat mengguncam
kantor DPR, dimana tempat orang-orang pintar beraksi untuk “korupsi” uuppss katanya
sih begitu. Aku pun menjadi salah satu ketua dalam orasi tersebut dan orang
pertama yang akan dikejar oleh pak satpam yang menjenggelkan bagiku. Tetapi untungnya
Ia kagak tahu ruanganku, syukurlah.
Langkah demi langkah kaki berjalan
mendekati ruangan yang telah sunyi menyepi. Perlahan aku mengintip dari pintu
kelasku, ternyata proses pembelajaran sudah cukup lama berjalan. Semua siswa pun
telah duduk dengan rapi siap untuk menerima mapel dari guru-guru mereka. Tetapi
dua sosok manusia langka yang aku jadiin sahabat itu selalu, selalu dan selalu
membuat onar didalam kelas. Tak diherankan lagi, itu sudah menjadi kebiasaan
dan tak akan pernah diubah oleh dua sahabat bahkan diriku juga.
Dengan diawali suara ketukan pintu
“tok...tok...tok...!” maka pandangan semua siswa didalam ruangan kalian akan
tertuju pada sosok yang asing dalam pikiran mereka, yaitu diri KAMU,,! Tepat sekali, tanpa menggunakan
teropong ibu Niar guru bhs.inggris pun menatap dengan mata telanjangnya, sosok seseorang
yang asing dalam otaknya dan tepat dihadapannya, ia melihat penuh raut sadis
tanpa pamrih kepada sosok tersebut, “hhmmm..siapa lagi selain AKU,
“mampusss..!” bisikku pasrah dalam hati. Ia terus menatap bagaikan
srigala kelaparan yang ingin mencengkram mangsanya dan ia pun melangkah hingga
sampai beberapa CM (centimeter) mendekati
my face. “Why you late reym?” teriaknya membuat pikiranku buyer melayang entah
kemana dan akhirnya jatuh tergeletak tak sadarkan diri karena ketakutan
sssstttsss alias “pingsan”.
“Bantu aku reym..bantu aku”, ucap gadis
itu kembali hadir dalam mimpiku.. akhirnya aku tersadar oleh suara itu. “hey
tunggu!”,teriakku dengan nada tinggi.
“Ahahhaha
tunggu siapa Reym? tunggu ibu Niar?, ahahahha..aneh loe reym! dua sahabatku
yang kocak itu kembali menghebohkan ruangan Uks tepat aku terbaring lemah,
mengolok ku dengan berbagai jenis canda tawa. Hhmm sangat mengganggu.
“aah..
aduhh..ooww..kepala gue sakit banget, ini anak berdua napa sih?! orang sakit
malah diketawain! ucapku sedikit kesal.
“
ah manja loe reym..ditanya aja langsung pingsan..emang ada apaan sih..??”
“ia
reym, kalau ada masalah curhat ke’ sama kita-kita..gitu aja kok repot..makanya
jangan telat..ahahaha!! ucap niko yang melanjutkan pertanyaan Rian.
“yee..kalian..cuman
nambah masalah aja..nggaklah..gue kagak ada masalah apa-apa..yuk kembali kekelas..!
“nik..ne
anak ngeyel..emang sudah kuat?! sebentar pingsan lagi tahu rasa loe!.
“ahh
bawel loe berdua, ayolah..!”.
Sedikit
menenangkan pikiran kamipun kembali mengikuti kegiatan disekolah sampai bell
panjang berbunyi pertanda bahwa kami harus pulang. Walau aku mempunyai dua sahabat
yang begitu sangat baik. Tetapi heran, aku tidak pernah memberitahu kepada mereka
setiap masalah yang ku hadapin, karena aku pikir itu hanya menambah beban
pikiran mereka terhadapku, tetapi kebanyakan orang menganggap lain “mempunyai
seorang sahabat merupakan sebuah jurus terjitu untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan” tapi apa yakin dua sahabat ku adalh jurus terjitu untuk masalahku?,
hhmmm itu hanya anggapan oranglain tapi persepsiku beda “masalah gue adalah
masalah gue, dan harus diselesaikan sendiri”, kembali menegaskan opiniku.
***
Kisah
hari ini cukup aku jadikan sebagai dongeng anak-anak. Tepatnya memalukan untuk
dipublikasikan. Tetapi lain daripada kisah itu, kisah ini membuat otak sedikit
berpikir, membingungkan. Mengubah hati ini menjadi tak tenang namun sedikit
unik. Dia datang disaat aku tertidur dan hilang disaat aku terbangun. Aneh tapi
sedikit menakutkan “siapa gadis itu, kenapa dia terus menghantui jiwaku?” bisik
hatiku sedikit tercabik. Rasa penasaran sedikit demi sedikit mulai nampak
direlung hati, raga mulai tak tenang, hasrat mulai gelisah, hari-hariku pun
mulai berbeda, ingin hati mencari tahu sosok itu, tapi dimana? Bagaimana
caranya? Entah dengan apa aku harus mencari tahunya? Indentitas yang tak jelas begitu
sangat membingungkanku. Untuk mencari tahu seluk beluk gadis itu saja otakku
mulai buyer. “Tapi..gue mengenali
wajahnya. yah gue kenal, gue harus cari tahu dia” ucapku sedikit menyemangati
hati yang sedang gundah ini.
Namun
“Draaaaaackkk...” suara yang sedikit keras terdengar olehku, aku pun keluar
dari kamar untuk mencari asal suara tersebut. Yah, rupanya tepat didalam kamar
kedua orang tuaku, langkah demi langkah aku menelusuri kemudian mengintip dari
sela pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Terlihat seorang wanita yang
teraniaya meneteskan air mata sedihnya karena rasa sakit yang begitu mendalam.
“ibu kenapa? ayah lagi yang melakukannya? dimana ayah bu, dimana? aku akan
membunuh lelaki tua itu..!”, ucapku
begitu mengguncam amarah. “jangan nak dia sudah pergi, istigfarlah. Lelaki tua
itu adalah ayahmu, jangan sakitin dia..!” “tapi lelaki tua itu selalu menyakiti
ibu,,apa ibu tidak sadar selama ini, ibu
terlalu sabar menghadapinya..!!” ucapku sedikit menuntut..
Selang
beberapa menit. Krriiiiing...krrriiiinnngkk.. suara telepon rumah pun
mengagetkan ragaku. Namun, entah kenapa batin beliau secara refleks langsung
mengangkat telpon, “hallo assalamua’alaikum. Apa yang terjadi..? Dirumah
sakit..? ucap ibuku sedikit menggoyahkan hatiku yang nyaris memurka, “kenapa
bu? ada apa?”, “ayahmu kecelakan nak, sekarang dia ada dirumah sakit..!”, bergegas
kami menelusuri lelaki tua itu namun harapan seorang ibu berkata lain.....
***
Sebulan
kemudian..
Setelah lelaki itu pergi untuk
selama-lamanya dari hadapanku, kini ibuku terlihat begitu murung, sedih, dan
terus menyendiri menjalani kehidupannya, apalagi tanpa seorang suami. Yah,
bagaikan bunga yang layu. Begitulah, setiap hari ia terus memikirkan lelaki tua
itu tanpa sedikit pun ada rasa benci. seperti kata pepatah “tidak ada gading yang tak retak, dan
tidak ada manusiapun yang tak kembali disisi-Nya, kuatkan kesabaran
dihati, semua pasti akan kemmbali”. Tidak seperti aku, aku malah senang
melihat beliau sendiri daripada bersama ayah yang selalu menyakiti hatinya. Aku
tidak mau melihat ibu sedih karena teraniayah oleh lelaki itu.
“seandainya aku jadi ibu. Aku tidak
akan pernah memaafkan ayah..!!” pikirku sedikit kesal. Tetapi itulah cinta,
cinta yang menyatukan antara dua insan tanpa mengenal rasa benci,,ah i don’t
care.
Hari ini adalah hari pertama aku
masuk sekolah setelah sebulan berlibur karena kematian ayahku. Aku kembali
merangkaikan sejuta kisah bersama teman-temanku yang sedikit kocak. Yah..mungkin
saja aku bisa melepas rasa sedih campur kesal ini bersama mereka. Apalagi
dengan bapak yang satu ini.
“pagi..pak..!” tegurku sedikit
merayu pak satpam.
“hhhmmm
tumben cepat..!”, ujarnya tak mau kalah.
“yah,
bapak.. telat salah.. cepat salah.. apa sih maunya bapak?”.
“maunya
bapak, kamu dijemur..!!”.
“oh
tidak bisssaa pak.. monggooo hehe!”.
Saingan tak bersua semakin
berlanjut. Yah, lelucon yang sedikit menenangkan hatiku. Ini adalah awal dari skenarioku
untuk melepaskan rasa gundah dalam hati.
Tak lama kemudian, setelah berada didalam
kelas. Aku sedikit terperanjat.
“waduh
men..niko ma rian turut berduka cita atas kematian bokap loe men..!!”, ucap dua
lelaki yang memelukku dari belakang, tepatnya bagaikan 3 teletabis yang lama
tak bersua.
“aduh..aduh
apaan nih, norak nih anak berdua.. nyantelah.. bokap gue boleh pergi tapi
sahabat-sahabat gue, kagak boleh pergi..oky!
Canda
tawa terus menghiasi kelas kami, keonaran-keonaran dua sosok manusia langkah
ini membuat semua masalahku terasa lepas
bagai dihempas oleh badai. Seperti biasa tak ada orang lain yang bisa coment
terhadap adegan ini. Hhmm, tapi kali ini salah.
“Berisik, bisa nggak sih kalian
diam..!” seorang gadis menegur kami begitu kesal, rupanya ia terganggu dengan
canda tawa yang kami ciptakan. Ia pun membawa bukunya lalu meninggalkan kami
dikelas. Aku pun terdiam dengan hentakannya, memandang bagaikan melihat sosok
seseorang asing. Dan kayaknya ia baru muncul dipermukaan bumi.
“siapa
gadis itu nik?”, ucap ku sedikit heran terhadap niko.
“tahu
tuh dari kemarin,,rian jelasin. Malas gue ma tuh gadis..!”.
“
aduh my men itu gadis benar-benar aneh, anak baru lagi, baru dua minggu disini.
Namanya Ainul Nasifah panggilannya Sifah. Gue dah nggak tahan ma dia men, rese’
orangnya..!!
“tunggu-tunggu..
Gue mau nyamperin tuh gadis..!!” ucapku begitu penasaran.
“waduh
reym..santailah, itu gadis lagi,,!!
“ndak
kok Cuma sebentar..nyamperin dia aja kok..ayo siapa yang mau ikut? niko or
rian..??”
“ndak
ah loe aja....!!”.
Akhirnya dengan rasa penasaran. Aku
pun berlari mencari gadis itu. Yah, walau lokasi sekolah ku begitu sangat luas.
Tetapi langkah demi langkah aku terus berjalan seraya memperhatikan bayangannya
namun tak bersua. Dilapangan, diperpustakan, ditaman, dikantin, semua telah aku
kunjungi. Namun aku tidak menemukan jejaknya. “Dimana ya gadis itu?” bisikku
dalam hati. Keringatku mulai bercucuran, tenggorokanku kering dengan sekejap
oleh napas yang tergesah-gesah. Sejenak aku duduk menelan air ludah untuk
membasahi rasa haus ku yang sedikit berkibar ditenggorokan. Namun tak bisa,
“aduh hausnya, mana gue nggak bawa dompet lagi..!!”. Tunggu, hhmm rasanya aku
mendengar percikan air, akupun mencari asal suara itu bagaikan detektif
terjitu. Beberapa menit kemudian, “nah itu dia...air sialan..!!” ucapku seraya
mendekati air tersebut.. “tapi siapa yang sengaja nggak metutup kerang ini ya? ah
minum ajalah” EGP.
Rupanya aku terlihat sangat haus,
beberapa teguk air yang aku minum ternyata belum cukup untuk mengobati rasa
hausku, terus meminum dan terusss. Namun gendang telingaku berkata lain. Ia mendengar
irama yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Irama yang begitu lembut selembut
madu, syahdu bagai simphoni lagu. Sepertinya menenangkan hati para
pendengarnya. Yah, akulah yang menjadi salah satu pendengar setianya. Haruskah
aku kembali menjadi detektif untuk mencari tahu asal irama itu?, Hhmm ternyata
sedikit demi sedikit irama itu mulai mendekat dan iramanya berasal didalam
Musholah. Tepat, ditempat kerang yang telah menyelamatkan hidupku dari rasa
haus.
“Gadis itu, oh my god, cantik bak
bidadari”, bisikku dalam hati. Aku terus menatapnya sampai hati terhipnotis
oleh lantunan tilawah yang begitu sempurna itu. Hatiku setenang air yang
mengalir lembut ketika mendengar irama tilawahmu wahai gadis yang mempesona. Otak
ku mulai menghayal bebas, angan mulai melayang bagaikan kapas putih yang
berhamburan. Namun “uuuugghhh!!” suara sendawaku begitu nyaring hingga menyadari
batin yang sedang menghayal ini. Akhirnya gadis itu pun menengok kearah jendela
tepat dimana tempat aku mengintip wajah cantiknya. Tetapi rasanya ia tak
berhasil melihatku. Itu baru menurutku, tapi menurut gadis itu? Ahhh kagak
peduli. Aku terus berlari, sampai jejakku tak tersisa dari hadapan gadis itu. Gerak
gerik ku bagai cacing kepanasan, berlari menguras tenaga. Dia tak boleh
melihatku, “astaga sendawa sialan, dia lihat gue nggak ya!”, kata-kata yang sama terus terulang menghantui
benakku. Didalam kelas aku terus beracting serasa masalah tak ada yang ku
lalakukan. Apalagi dihadapan gadis yang mempesona itu. Hhmm, acting ku pun
semakin meloncat. Sampai aku pulang sekolah, pikiran kembali menggodaku, bahkan
dirumah pun aku masih memikirkan kelakuan konyol ku itu. Hati kembali tak
tenang. Namun aku tak perlu memikirkannya lagi, “dia pasti tak melihat gue.. yakin..!!”
hehe.
“mas.. mas reym..!!” tepat sekali, panggilan
yang mengagetkan ragaku itu terdengar dibelakang taman rumahku.
“iya
bi’ kenapa??”, “ibu sakit mas,, ibu memanggil mas,,!!”
“apa..??
ibu sakit..?!”
Disaat aku mulai menenangkan hati
ini, masalah datang seprti tak diundang dalam hari-hariku menyelimuti sanubari
hingga menyongsong jiwaku yang semakin tak berdaya, namun aku harus tegar
menjalani hidup ini. Hidup bagaikan tangga nada. Ada tinggi ada pula rendah. Namun
tinggi rendahnya nada memperindah irama yang diciptakan begitupun dengan
kehidupan tak akan indah tanpa adanya masalah yang dihadapi.
“Bagaimana dengan ibuku dokter,,!!
Ucapku gelisah tak menentu”.
“nak
Reym tenang saja..ibumu mengalami depresi ringan..buatlah hatinya sedikit
tenang, mari nak..bapak pulang dulu!!”.
“iya
pak dok, makasih banyak atas sarannya..”
Wanita itu terlihat lemah bagaikan daun kering yang memudar. “Ibu yang
sabar, aku akan selalu ada disampingmu..!!”
ucapku seraya mencium kening sang wanita yang telah merawatku hingga
besar itu.. “kasih yang engkau berikan tiada bandingnnya bu..bisikku mengadu. Tak
lama kemudian, mata mulai terhiasi oleh rasa ngantuk, detak nadi wanita yang
tak berdaya itu terus berirama membawaku dalam kegelapan dan semakin dalam. Akhirnya
aku tertidur diatas tangan lembutnya.
“Reym, dengarkan aku. Saat masalah
menghadapi ragamu, hadapilah dengan senyuman manis. Masalah tidak akan selesai
jika kamu terus bersedih. Kesedihan hanya menambah rasa sesal dalam Qolbumu!”.
Suara gadis itu, hadir dalam mimpiku lagi
“hey..siapa kamu..jawab pertanyaan ku..!!”
teriakku memberontak.
“astagfirullah
nak, bangun reym..reym..ayo shalat subuh..”.
“ii..ibu..ibu,
dari tadi sudah bangun,, terus keadaan ibu?, ucapku sedikit heran melihatnya,
tertanya hari sudah subuh. “keadaan ibu, alhamdulillah sudah membaik.. ayo
pergi basuh mukamu dengan wudhu,, kapan sadarnya sih anak ibu ini..hhmm,,!!”
“iya
deh.. aku shalat dikamar saja.. tapi keadaan ibu sudah membaikkan..?? sedikit
tak percaya.
“hhh’mmm
sudah membaik kok..awas kalau ndak shalat..”
“iyaaa..”
***
Tepat pada jam 7 pagi, sekolahku
terasa sunyi bagai tak berpenghuni, “tapi kenapa pintunya sudah terbuka..”
bisikku. Bahkan pak satpam yang menjadi teman debatku setiap hari belum kunjung
tiba dilokasi ini.. ah rupanya aku tak peduli, aku harus buru-buru mencarinya.
“Aduh dimana
ya..god..god..temukanlah..padahal itu kenangan dari ayah..!!” bisikku seraya
mencari benda itu, walau aku membenci ayah tetapi kenangannya akan ku gemgam
erat. Tetapi kenangan itu telah jatuh dari genggamanku. Apakah ini pertanda
bahwa ayah juga membenciku di alam sana, pikiran ku mulai tergoyah. Sedikit
kecewa tapi,,,
“Reym A.salim, itu bukan kamu..?”
suara itu lagi kini semakin dekat terdengar ditelingaku, yah tepat dibelakangku,
tapi ini bukan mimpikan. Tanpa berpkir panjang, aku pun bergegas mebalikkan
badanku, ingin hasratku meronta, tapi aku terperanjat melihat seseorang yang
hadir dihadapanku. Aku terdiam bagaikan sosok yang terhipnotis oleh para normal.
“jangan
menatapku seperti itu reym, benarkan itu adalah namamu..??”, “ii..ii..iyyaa..itu
benar gue, eh aku maksudnya..hehe!!”
“dari
tadi aku memperhatikanmu..ada sesuatu yang kamu cari..??”
“ahhaa...nggak
kok, gue eh a..a..aku hanya inin menghirup udara segar saja di area musholah!”,
ucapku terpatah-patah seraya menelan air ludah kebohongan yang tersangkut
didalam kerogkonganku, sedikit mencuri pandang ternyata wanita itu tengah sibuk
untuk mencari sesuatu yang ada didalam tas coklatnya.
“reym.. inikan yang kamu cari..??”,
ucap gadis itu seraya menunjukkan gelang diatas tangan lembutnya.
“gelangku..kenapa
bisaa..??”.
“hhmm,,
kemarin aku menemukannya diatas jendela musholah, dan berkat tulisan digelang
itulah yang telah memberitahukanku namamu..(“REYM A.SALIM” tulisan digelang),
kamu mengintipku yah,,kenapa?!”.
“aku..iyaaa,,ceritanya
panjang..tapi maaf ya karena membuatmu marah, makasih atas gelangnya
na..na..nasifah ya....”.
“panggil
saja sifah, aku tidak pernah marah kok,,malah aku mendapatkan pahala membantu
orang lain..!!”.
“sekali
lagi maksih ya sifah..aku mau kekelas dulu..!!”.
“kenapa
nggak sholat duha, lagian inikan hari minggu reym..!”
“haaahh,,hari
minggu?? Aduh kenapa aku lupa ya..!!”. Wajahku semakin memerah bagaikan udang yang
telah masuk dalam air yang mendidih. Kelakuan konyolku telah terbongkar
dihadapan gadis itu, ingin aku menghilang dari hadapannya namun rasa tak enak.
Hanyalah seorang pecundang yang tak mempunyai arti-lah yang lari dari masalah,
dan itu bukan sifatku. Hhmm
“aku
harus menjelaskan semua ini..!!”hatiku kembali berbisik.
“reym..kamu
kenapa?”.
”aku
nggak terbiasa shalat duha sifah..!!”.
“kapan
kamu terbiasa jika tak dibiasakan, hati harus kita paksakan. Apalagi zaman
sekarang sudah mulai mengubah segalanya. Yang
haram menjadi halal dan yang haram menjadi halal, Na’uzubillah ya. Reym,,kapan
lagi kita mengubah hidup ini menjadi indah seindah ayat-ayat didalam kitab-Nya
jika dilantunkan..?”.
“yah..seindah
lantunan irama tilawahmu kemarin fah..!!” bisikku mulai tersadar.
“Hanya
hati kita yang bisa tegakkan semua itu, apakah harus menunggu proses? Kapan
lagi coba?!” ujar gadis itu kepadaku..
“iya
sifah, aku akan mencobanya..!”.
Aku pun tersenyum dan terdiam ketika
mendengar nasehat gadis itu, nasehat yang seakan membersihkan hati ini dari
tumpukan-tumpukan dosa yang selama ini terpuruk mengumpal bagaikan segupal
nanah membusuk. Dengan sekejap cahaya suci mewarnai sanubari ini memancar begitu
indah direlung hatiku. Begitupun saat pertama kali melihatnya begitu hati ini
sangat yakin bahwa kau adalah Gadis yang berwujud bidadari. Bidadari untukku
yang membawa batin ini keluar dari kegelapan menuju kayangan indah-Nya.
Nasehatmu
bagaikan emas permata yang harus aku asah untukku jadikan perhiasan sifah. Kini
aku harus mengubah hidup menjadi lebih baik. Seperti yang gadis itu katakan. Yah,
hati harus dipaksakan bila mana ingin bersua dengan-Nya.
***
Beberapa
bulan kemudian setelah aku sedikit mengetahui islam yang sebenarnya. Sungguh
hati ini terbebas lepas dalam jeratan syaitan yang terkutuk. Namun “Reym... reym...!!
suara indah begitu lembut terdengar oleh telingaku, menyapaku berulang kali
seakan tak menentu. Aku pun mencari arah angin yang membawa suara nan lembut
itu, namun tak bisa aku gapai, kuluruskan pandangan, lalu semakin ku perjelas
namun mata tak bisa menebak, langkah demi langkah kakiku berjalan menuju pohon
cemara itu,,rasa penasaran semakin menyongsong batinku, langkahku pun semakin
mendekat dan terus mendekat, terdengar suara tangis kesedihan dibalik pohon
tersebut,,namun tak memberi arti hingga aku memegang pundaknya dan menyapa
“hheeyy..kau yang memanggilku?”, ucapku lembut, ia pun berbalik dengan cepat.
“jangan tinggalkan aku,,bantu aku reym,,!!” ucap gadis itu seraya meneteskan
air mata sedihnya, dengan bibir yang bergemetar, wajah merona berseri bagai
sang bayi menangis lembut diatas pangkuan ibu. Rupanya sang gadis yang sedang
diselimuti oleh rasa takut yang akan mengancam raganya. “apa yang harus aku
lakukan untuk membantumu? Siapa kamu? aku bahkan tak mengenalmu..!” tanyaku
sedikit terperanjat terhadap gadis misterius itu. “Kamu tak mengenaliku? Kamu
akan tahu suatu saat nanti reym..aku harus pergi..!”, ucapnya seraya pergi tak
meninggalkan senyuman indanya kepadaku. “hey tunggu...tunggu aku..!!”. aku pun
terbangun dari tidur panjangku, keringat yang bercucuran, denyut jantungku
semakin kencang berdetak,,dag dig dug.. “mimpi yang sama, gadis itu lagi..!!”
bisikku pilu.
Sudah lama aku bergelut dengan sifah
bahkan dia setia menemani hari-hariku. Gadis yang mengubah hatiku menjadi lembut
selembut kain sutra. Dia begitu sangat berbeda dengan beribu-ribu kaum hawa
yang ada disana. Seperti kata pepatah “engkau bagaikan kupu-kupu nan indah,
yang merayuku ditepi jalanan hingga mengubah hidupku menjadi indah”. Waktu
begitu cepat berputar, Bahkan raga tak sadar akan perubahan yang begitu pesat
ini. Rupanya ada juga yang tidak ikut bahagia akan diriku. Yah, dua manusia
langka yang ku jadikan sahabat.
“reym..kenapa
sih loe? Loe kagak mau gabung lagi ma kita-kita..kagak pernah
nongronklah,,apalah!!”, ucap niko sedikit kesal terhadapku.
“iya
my men, padahal cewek-cewek dulu banyak yang naksir loe, tapi sekarang liat loe,
berubah,,bahasa loe cemen kayak gini,, semua cewek pada go a way sama loe
men..!!” rian pun begitu juga.
Pagi hari yang membosankan dikelas. Semua
menghujatku. Aku pun terdiam tanpa kata, tak bisa menjelaskan sepatah dua kata
kepada mereka, karena percuma saja. Walau aku menjelaskan. Mereka tak pernah
menerimanya. Ini bukan hujatan yang pertama untukku. Yah, bisa dihitung sudah
beberapa puluh kali hujatan. hehe
Namun aku tak peduli dengan
kata-kata mereka, toh mereka juga tak menghargai perubahan yang sudah menjadi
takdirku.
“temui
aku dimusholah,,
ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepadamu..
dari : sifah..”.
Singkat
padat dan jelas itulah isi surat yang tergeletak diatas bangkuku. Aku pun
bergegas menemuinya. Pass, sesuai dengan skenarioku. Aku juga ingin mengatakan
sesuatu yang selama ini aku pendam terhadapnya. Hhmm disana, tepatnya di taman
musholah yang dulu saat pertama kali melihatnya. Terlihat seorang gadis ayu,
cantik bak bidadari dengan dihiasi jilbab panjang berwarna putih sedang duduk
menanti diriku. Langkah kakiku pun mendekati dirinya. Lalu aku menyapa dengan
lembut.
“Assalamu’alaikum.. kenapa sifah??”,
ucapku tegang sedikit lembut.
“wa’alaikumsalam..duduklah
reym..!!” lalu akupun duduk didekatnya.
“maafkan
aku atas selama ini,,”.
“karena..?!”.
“karena
kehadiranku membuatmu sendiri reym,,kamu telah berpisah dengan
teman-temanmu..!!”.
“sifah,,dengar
aku,,kamu selalu bersamaku, dan aku tak pernah merasa sendiri,,niko dan rian,,??
mereka tidak tahu menau masalah ini, mereka belum paham fah..selama ini aku
bahagia berada didekatmu..”
“maksudnya..??”.
“jujur
aku telah jatuh kedalam relung hatimu,,aku..aku cinta kamu fah..!!”.
“cinta
terkadang sunyi, terkadang riang, terkadang sedih, terkadang senang..aku
bingung dengan cinta,,cinta yang bagaimana yang akan tumbuh dihatiku Reym..??”ucapnya
tak memberi respon.
Aku
pun terdiam sejenak mendengar uraian gadis itu. Perlahan kembali aku meresapi,
mencari, memilah dan menela’ah satupersatu ucapannya. “yah..kata-kata itu,,”
bisikku mulai mengadu.
“kenapa
kamu tak menjawab reym?? Tanya gadis itu sedikit heran melihat tingkahku.
“sifah..kamu
adalah gadis yang ada didalam mimpiku,,!!”.
“mimpi?
aku tak mengerti reym!!”.
“yah..sulit
untuk kamu percaya,,!! jauh sebelumnya aku sudah mendengar uraianmu ini,,dan aku
pernah bertemu denganmu tepatnya didalam mimpiku fah,, aku mengenali suaramu
bahkan wajah indahmu fah,,!!”.
“aahh..mungkin
itu hanya nafsu..godaan syaithan reym..jangan kamu percaya, nafsu bisa mengubah
manusia menjadi binatang..!!”.
“jelas
aku melihatmu dan itu bukan nafsu fah..demi Allah..!!” ucapku kembali membuat
gadis itu percaya akan diriku.
Namun
ia hanya tersenyum, menurutnya ini hanyalah rayuan semataku untuk mendapati
hati seorang wanita..tepatnya ini hanya dongeng belaka..katanya..
Krrrrrrrrriiiiiinnngggg...!! suara
bell pulangpun memisahkan gadis itu denganku, kini skenario yang berakhir tak
sempurna, dialoge yang tak berlanjut, sedikit kecewa namun tak menyerah, aku
pulang bagaikan musafir yang tak mempunyai bekal.. “fah..aku pulang dulu..ingat
fah itu adalah kejujuran dari dalam hatiku”, ucapku sedikit mencuri pandang. Ia
sedikit tak berrespon secara lisan. Namun ia memberikan senyuman indahnya
untukku.
“kenapa senyumanmu membawa berkah untuk ku
sifah..” bisikku dalam hati. Benarkah ini hanya nafsu? Ahh, i’m confused. Perlahan
ku membelakangi gadis itu dan akhirnya aku terus berjalan sampai aku tak
melihat bayangnya.
***
Beberapa menit kemudian “Dddrrrruuucckkk....”.
Sepeda biru tergelincir masuk kedalam selokan. Teriakan beberapa orang
meramaikan suasana. Sosok gadis telah jatuh tergeletak diatas aspal. Bagaikan
laut merah dipenuhi oleh darah pejuang fir’aun yang tenggelam pada masa
jahiliahnya, begitu juga darah gadis itu yang telah menyelimuti aspal kelabu
menjadi warna merah merona. Darahnya mengalir begitu hebat, bagai air hujan
yang begitu deras. “Apa yang terjadi? Hasratku bertanya. Suasana semakin ramai,
ketika semua siswa berlari menuju lokasi tersebut. Akupun ikut berlari hingga
aku melihat sosok gadis yang terbaring lemah tak berdaya diatas aspal itu dan..
“siifffaaaaaaaaaahhh...” teriakku
histeris. Hasratku terus bertanya “ya Allah, apa yang terjadi?. Denyut jantungku
berdetak begitu kencang, mata mulai berkaca akhirnya airmata menetes membasahi
pipiku. Diatas paha kuletakkan kepala gadis itu menyaksikan aliran darah yang
begitu kencang, membuatnya lemah tak berdaya. Akupun berusaha menutup darah itu
dengan jilbab putihnnya, namun perjuanganku sia-sia. Yah, kecelakan hebat yang
menimpa gadis itu sehingga meremukkan bagian kepalanya.
“reym..
bantu aku.. bantu aku. .reymm..!! ucapnya dengan irama bergetar lembut dari
bibir mansinya.
“ucapan
itu?? Yah, ucapan yang ada dalam mimpiku, tetapi terdengar begitu nyata dari
mulut sifah”.
“iya
sifah..aku ada disampingmu..” akupun memegang erat tangannya yang terlihat
memucat, tak kuasa aku menyaksikan adegan ini, namun adegan yang begitu nyata dihadapanku, kamu
bagaikan kupu-kupu yang pudar akan keindahanya sifah, semangatlah, kamu harus
hidup fah..!!
Disana terlihat mobil ambulance yang
menghampiriku, rupanya datang untuk menyelamatkan korban dari kecelakaan maut
ini, bergegas aku mengangkat tubuh gadis itu yang terlihat semakin tak berdaya,
lalu..
“Bantu
aku reym untuk memperjuangkan agama Allah.. itu pesanku untukmu. Aku ndak
kuat.. ashadu allah illaaha ilallah.. wa’ashadu anna muhammadarrasulullahh..”
begitulah kalimat terakhir dari gadis itu yang membuatku teriak menyarankan
supir begitu histeris.
“tambah
kecepatannya pak..”teriakku lepas.. namun saranku itu mengubah segalanya,,
ambulance terlalu cepat melambung akhirnya tertabrak oleh 2 trek yang
mengangkut bebatuan. Mobil ambulance pun ikut tertimbun oleh bebatuan tersebut
bersama korban yang ada didalamnya.
***
“kenapa sedih reym..?? tanya sifah
kepadaku,,ingin aku marah tetapi saat melihatnya, amarahku sekejap berubah menjadi sebuah
anugrah.
“aku
tidak sedih, aku cuma bingung kenapa kamu tidak mempercayaiku? karena jauh
sebelumnya aku sudah bertemu denganmu fah, aku benar-benar melihatmu didalam
mimpiku..!!”.
“aku
percaya,, itu aku..! reym.. jangan pernah mencintaiku, cintailah Allah, karena
aku bukan siapa-siapa. Aku lemah, aku kecil bagaikan biji selasih
dihadapan-Nya..!!”.
“tapi
aku mencintaimu fah..” ucapku begitu lembut.
“cukup
reym.. kita akan bertemu disyurga jika Allah menghendaki, insya Allah. Sekarang
bangunlah. Dunia sudah menantimu!” bisiknya ditelingaku. Lalu sedikit demi
sedikit menghilang dari pendengaranku. Akhirnya bisikan itu lenyap bagai abu
yang dihembuskan oleh angin curam.
“sifaaahh.. sifaaahh.. jangan pergi
fah.. jangan pergiiii..!”, aku pun tersadar dari sekian lamanya koma yang ku alami.
“alhamdulillaah
ya Allah.. reym.. reym.. bangunlah anakku, ibu selalu ada disampingmu..!” ucap
seorang wanita tengah menyapaku, yah.. dia adalah ibuku,,
Sedikit
aku berusaha membuka mata ini namun semua tubuhku begitu sangat kaku, tak bisa
aku gerakkan, tangan tertusuk oleh jarum infus, hidung terpasang oleh selang
oksigen, kapala berbalutkan kain kasa’ 1, rupanya tubuhku sedang berbaring lemah diatas
kasur rumah sakit.
“apa
yang terjadi bu..?!”.
“kamu
harus tegar nak untuk menghadapi semua ini,,” ucapnya sedikit gemetar,
meneteskan airmata sedihnya yang membuatku semakin bingung.
“kenapa
bu..jelaskan kepadaku?!”.
“kawan..
kaki kiri loe baru saja diamputasi.. gue harap loe jangan sedih..!!” niko pun
memelukku erat. Aku terperanjat namun tak menentu. Ingin aku teriak ketika
mendengar kenyataan ini, tetapi rahang begitu kaku. Aku bagaikan robot tak
berfungsi. Hanya tangislah yang menjadi tempat pelampiasan rasa sedihku. Namun
sahabat masih setia menemaniku, walau aku sekarang menjadi seorang cacat,
tetapi masih aku mendengar jelas dari mulut keduanya (niko dan rian) “loe tetap
jadi sahabat kami reym.. Sabar ya”.
***
Dua hari setelah keluar dari rumah
sakit, ada kejutan lain yang telah disiapkan oleh dua sahabat baikku.
“ untukmu : reym”
Aku bagaikan daun kering
yang tak melekat pada tangkai pohon, tak bersahabat dengan bintang-bnitang, dan
tak akan pernah terbuai oleh rasa yang aneh (cinta)..
Namun setelah mengenalmu, tak sengaja batinmu
mengajariku akan indahnya hidup, hingga aku terbuai oleh rasa ini.
Rasa yang membuatku bersahabat
denganmu hingga aku melekat direlung hatimu yang paling dalam,,,yah..inikah
cinta??
Cinta yang melekat
bagaikan bunga karang ditepi lautan luas sana..begitupun asmara yang kujadikan
perhisaan dalam hati ini untukmu,,
Tapi maafkan raga ini
karena tak bisa mengungkapkannya secara langsung, hanya karena satu alasan “aku
belum halal untukmu.. reym”, Maafkan aku.
mungkin melalui prantara
coretan yang tak bermakna ini, aku bisa membahagiakanmu walau dengan satu
senyuman manis yang tercipta dari bibirmu..semoga kamu bisa mengerti.
dari
: Ainul nasifah..
Hari senin tanggal 1 agustus, yah..,
tepat dimana setelah aku mengungkapkan isi hatiku kepada seorang gadis yang ku
cintai, gadis itu adalah Ainul nasifah. Begitupun saat itu. Ia sempat menulis sepucuk
surat ini untukku. Surat yang masih dihiasi oleh percikan darah jihadmu dalam
kejadian maut yang menimpamu saat itu.
“Terimakasih,,
fah,, seperti yang kamu harapkan, aku akan memberikan mu sebuah senyuman. Yah..
senyuman manis untukmu dialam sana..semoga angin syurga membawa senyumanku
dihatimu”, bisikku pelan seraya meneteskan air mata kesedihan.
Dulu aku tak mengerti dengan
beberapa simbol ini dalam hidupku bahkan didalam percintaan : arti cinta, cinta yang suci, ketulusan
cinta, bahkan prinsip dalam percintaan,, itu semua membuat otakku buntu. Namun
hadirmu wahai kupu-kupuku mengubah hidup ini.
Mengubah hitam manjadi putih. Mengubah kusam menjadi lembut selembut
madu, halus sehalus sutra, bening sebening embun. Hadirmu pun merangkum semua
simbol itu menjadi satu dalam kisah hidupku hingga aku mengerti. Yah, mengerti
akan perpisahan. Perpisahan denganmu adalah sebuah ujian cinta. Yakinlah bahwa ujian
cinta ini yang akan menyatukan kita nantinya.
“Hanya doa yang kupanjatkan, ku
lukiskan dengan pena suci diatas batu nisanmu Inalillahi wa inna ilahi roji’unn.. selamat tinggal sifah,, semoga
kita berjumpa di jannah Allah wa zallah.. insya Allah.. amind..” bisikku
memohon.
Aku bagaikan debu jalanan, tidak..!!
Mungkin aku bagaikan benalu, tetapi bukan juga, namun apa?? Kini aku bagaikan
batu karang yang ditumbuhi bunga nan indah diatas permukaanku. Yah, batu karang
yang melekat ditebing curam, yang merindu, menantikan sosok pelangi-Mu wahai
Dzatku. Pelangi yang akan memancarkan
celupan warna Ilahi untuku.
^^sekian^^